Manusia adalah Kombinasi Malaikat dan Binatang
Jalaluddin Rumi (2018) membagi makhluk Allah SWT ke dalam 3 jenis: Pertama, adalah malaikat. Mereka hanya memfokuskan diri secara murni pada ibadah. Ketaatan, ibadah, serta dzikir adalah sifat dan makanan mereka.
Kedua, adalah binatang, yang mana di dalam dirinya hanya ada nafsu belaka. Mereka tidak memiliki akal yang dapat mencegah mereka dari hawa nafsunya.
Ketiga, adalah manusia yang lemah. Mereka memiliki akal dan juga hawa nafsu. Setengah dari dirinya adalah malaikat dan setengah yang lain adalah binatang. Setengah ular, setengah ikan. Ikan menarik dirinya ke lautan, sementara ular menarik dirinya ke daratan.
Mereka selalu berada dalam pergulatan dan peperangan.
Akal diidentikkan dengan sifat malaikat, dan hawa nafsu diidentikkan dengan sifat binatang.
“Barang siapa yang akalnya mengalahkan hawa nafsunya, maka ia lebih mulia dari malaikat, dan siapa yang hawa nafsunya mengalahkan akalnya, maka ia lebih rendah dari pada binatang.” — Jalaluddin Rumi.
Lebih jauh, malaikat selamat karena pengetahuanya, binatang selamat karena ketidak-peduliannya, dan anak cucu Adam akan selalu bersengketa tentang dua hal itu.
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling tinggi derajatnya, tetapi manusia juga diberi cobaan terhadap dirinya sendiri. Bagi manusia yang tidak dapat mempergunakan akal fikirannya dan mengontrol hawa nafsunya sesungguhnya kerugian yang akan didapatkannya.
Olehnya itu, manusia dituntut untuk mampu mengelola dirinya sendiri untuk mendapat keridhoan Allah SWT.
Disumir dari buku Maulana Jalal al-Din al-Rumi. 2018. Fihi Ma Fihi: Mengarungi Samudera Kebijaksaan.